Gunung Rore Kautimbu adalah salah satu gunung yang
ada diwilayah Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Gunung
dengan tinggi 2400 MDPL ini berada dalam kawasan taman Nasional Lore Lindu dan
tidak begitu jauh dari kawasan wisata Tambing yaitu telaga yang sangat terkenal
dikalangan anak muda Palu. Pada masa rawan Terorisme, gunung ini sangatlah
berbahaya untuk didaki, karena merupakan tempat persembunyian dan pelarian
kelompok radikal yang saat itu dipimpin oleh Santoso dan kawan-kawan, hingga
gunung ini mulai tahun 2014 resmi tertutup terhadap aktivitas apapun apalagi
pendakian, hingga barak TNI pun dibangun di kawasan gunung ini demi menjaga
keamanan dan mengejar para Teroris tersebut. Berdasarkan observasi langsung,
kami telah mencoba beberapa kali meminta izin mendaki ke gunung ini kepada
petugas TNLL di Tambing, namun mereka tetap tidak mengizinkan pendaki memasuki
area gunung yang terkenal dengan Cold Peak-nya itu atau biasa disebut Puncak
Dingin. Hingga akhirnya pada September 2017, tiga mahasiswa Untad dari PJKR, yang terdiri dari Afrizal Hermanto,
Indra Hermawan dan Fakhrur Roziq akhirnya Nekat mendaki ke gunung ini tanpa
meminta izin dari petugas karena izin itu tidak akan diperoleh mengingat
rawannya daerah Lore Utara tersebut. Berikut hasil review pendakian mereka yang
sebut sebagai “ One day One Peak“, karena dilakukan dalam satu hari saja mengingat
bahayanya daerah tersebut yang tentu saja tidak untuk ditiru karena pada
pendakian izinlah yang paling utama demi keamanan dan kelancaran.
Pos 1
Pos 1 disini adalah jalan Trans Palu-Napu atau biasa
juga pendaki menjadikan Tambing sebagai pos 1 karena memang tambing tidak jauh
dari gerbang pendakian gunung ini. Pos ini terletak pada 01o19’24.”
S, 120o18’23 E diketinggian 1699 Mdpl. Pintu masuk pendakian ini
terletak disebelah kiri jika kita dari arah Palu menuju Tambing dan terdapat
papan informasi jalur pendakian serta tong sampah dipinggirnya.
Peta Jalur Pendakian Rore Kautimbu |
Tim tiba
ditempat ini pukul 11.00, dan mulai mendaki. Jalur menuju pos 2 sangatlah
jelas, bahkan sebenarnya dapat dilalui sepeda motor tipe trail karena jalur
cukup lebar dan sedikit berbatu walaupun jalur dominan tanjakan panjang dan
berkelok. Keadaan jalur cukup teduh cenderung gelap oleh rimbunnya pepohonan
sehingga menimbulkan kesan sedikit menyeramkan.
Pos 2 Helipad
Setelah berjalan sekitar 2 jam maka kita akan sampai
pada sebuah tempat terbuka seluas sebuah lapangan sepak bola inilah pos 2 atau biasa
disebut Helipad, karena disini ternyata pernah digunakan sebagai tempat
pendaratan helicopter ditandai dengan terdapatnya lantai lantai semen.
Pos ini
terletak pada 01o18’33,9” S, 120o18’33” E di ketinggian
2022 Mdpl. Pada pos ini terdapat sumber air berupa pancuran air yang melimpah,
terletak 20 meter sebelah kiri jalur menuju puncak dingin. Pos ini dapat
menampung banyak tenda mengingat tempat ini cukup luas dan datar. Setelah
mengisi persedian air tim kemudian melanjutkan perjalanan. Jalur menuju pos Puncak
dingin masih sama berupa jalan berbatu namun kali ini jalur lebih landai karena
melewati punggungan gunung hanya sesekali terdapat tanjakan namun tidak
panjang.
![]() |
Pos 2 Helipad |
Puncak Dingin (Cold Peak)
Dan setelah kurang lebih 2 jam berjalan maka kita
akan sampai pada sebuah bukit datar yang sedikit terbuka dari sini akan
terlihat pemandangan lebatnya hutan lore utara yang seolah tak mengizinkan
sinar mentari untuk masuk kecelahnya, inilah Puncak Dingin. Puncak Dingin ini
terletak pada 01o17’08” S, 120o18’36,2” E dan berada pada
ketinggian 2309 Mdpl. Disinilah biasanya pendaki mendirikan tenda untuk
menginap sebelum Summit. Pos ini dapat menampung lebih dari 10 tenda pendaki
dan menurut info dari papan informasi disini terdapat sumber air, namun tim
tidak menemukan sumber air disekitar pos ini, atau mungkin sumber air telah
mengering. Pada saat tim tiba ditempat ini gerimis mulai turun sehingga tim
harus memasang flysheet untuk berlindung sementara menunggu gerimis reda untuk
selanjutnya menuju puncak.
Puncak Dingin |
Puncak Gunung Rore Kautimbu
Setelah gerimis berhenti tim akhirnya memutuskan
untuk melanjutkan pendakian menuju puncak walaupun jam telah menunjukkan hampir
pukul 15:00. Jalur menuju puncak melewati rimbunnya pepohonan yang telah
diselimuti lumut, udara yang terasa cukup dingin.
Istana Lumut nan Sejuk |
Kondisi jalur dominan
tanjakan tanjakan pendek dan sedikit menuruni bukit, tetap perhatikan tanda
ikatan tali pada ranting pohon sepanjang jalur agar tetap pada jalur. Setelah
berjalan sekitar 1,5 jam sampailah kita pada puncak gunung Rore Kautimbu 2400 Mdpl
yang ditandai dengan sebuah balok kayu yang di cor yang bertuliskan “GN. RORE
KAUTIMBU 2400M, KPA CERPALA 17 8 98” dan juga terdapat beberapa plakat kayu
penanda puncak yang dibuat oleh beberapa MPA dan KPA setempat.
![]() |
Tugu Tranggulasi Rore Kautimbu |
Puncak ini
terletak pada 01o16’33,7” S, 120o18’34,5” E. Ada beberapa Versi mengenai ketinggian puncak
gunung ini, dari tugu Tranggulasi menunjukkan ketinggian 2400 Mdpl, namun jika
kita melihat peta jalur yang dibuat oleh Balai Taman Nasional Lore Lindu pada 2013
disitu terlulis bahwa tinggi Puncak gunung ini adalah 2518 Mdpl serta menurut
Google Earth adalah 2510 Mdpl.
![]() |
Bersama di Puncak |
Makan Siang di Puncak |
Setelah makan dan dokumentasi tim memutuskan untuk
turun, mengingat waktu telah menunjukkan pukul 16:30 ditambah lagi tim tidak
akan bermalam. Pada perjalan turun dari puncak salah satu anggota tim yaitu
Afrizal sempat tersesat dimana ketika itu ia berjalan didepan namun semakin
lama ia semakin cepat berjalan hingga terpisah dengan tim. Menyangka bahwa ia
telah turun duluan, temannya pun segera melipat tenda dan segera turun menuju
pos 2 ternyata afrizal masih jauh didalam hutan lore. Melihat ada yang tidak
beres, tim memutuskan menunggu 20 menit ditengah perjalanan turun menuju pos 2.
Ditengah ketakutan tim mendengar teriakan afrizal dan langsung membalas teriakannya
dan benar saja ternyata terlihat afrizal tengah berlari dengan wajah pucat
pasi. Sambil berjalan afrizal menceritakan bagaimana ia bisa tersesat, ia
terlalu cepat berjalan bahkan sampai lari saat turun dari puncak sehingga tanpa
ia sadari bahwa ia sudah tidak dijalur lagi, merasa dirinya tersesat ia
kemudian menenangkan diri kemudian ia kembali kearah ia turun tadi dan kemudian
kembali melihat tanda dari ikatan tali dan mengikuti kembali jalur tersebut
sampai ia terus berlari mengejar tim yang lainnya dan akhirnya menemukannya
kembali, sungguh sebuah kejadian yang tidak di sangka terjadi ditengah rimba
Lore dan Hari yang mulai senja. Dengan tetap berjalan tim tidak sadar bahwa
hari sudah gelap, sungguh malam ditengah jalur gunung ini bukanlah hal yang
bagus, mengingat cahaya satu satunya hanya dari sebuah senter HP ditambah
perjalanan masih jauh, suara binatang malam ditengah rimba Lore, ditambah semua
cerita tentang gunung ini memenuhi dada serta kepala menemani langkah tim yang
mulai lelah, dengan tetap berdoa dan bersama akhirnya tim sampai dipinggir
jalan Trans pukul 19:00 dan langsung tancap Gas pulang menuju palu. Demikianlah
sedikit kisah pendakian Gunung Rore Kautimbu yang semoga dapat menjadi
pembelajaran, menjadi sumber acuan dan tentunya menjadi kenangan bagi kita
semua, Wassalam…
Berikut beberapa hal yang dapat kami sampaikan
berdasarkan perjalanan ini
1.
Gunung Rore
Kautimbu sudah aman oleh aktivitas pendakian, namun tetap meminta izin terlebih
dahulu pada petugas.
2.
Dari jalan raya
dapat menggunakan sepeda motor hingga Puncak dingin
3.
Ketinggian Rore
Kautimbu lebih dari 2400 mdpl
4.
Berjalan malam
digunung ini bukan pilihan yang baik
5.
Jaket sangat
diperlukan digunung ini
6.
Jangan pernah
terpisah dari kelompok
Berikut Anggota Tim PJKR Rore Kautimbu Kali Ini
Indra Hermawan |
Fakhrur Roziq |
Afrizal Hermanto |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar