Gunung
Nokilalaki adalah salah satu gunung yang menjadi favorit pendakian di Sulawesi
tengah khusunya wilayah kota Palu dan Sekitarnya. Bagaimana tidak, hampir
setiap akhir pekan gunung ini selalu kedatangan tamu untuk mendaki ataupun
hanya sekedar camping ceria. Gunung indah dengan segudang panorama yang
memiliki ketinggian sekitar 2355 MDPL ini terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi
Tengah. Tepatnya di desa Tongoa Kecamatan Palolo. Desa Tongoa sendiri adalah
sebuah desa yang penuh keindahan dilembah sigi dan terletak di Jalan poros
Palu- Napu. Desa ini dapat ditempuh dari Palu sekitar 1-2 Jam perjalanan
melewati panorama persawahan sigi yang begitu hijau dan menyenangkan mata.
Berikut
ini adalah sedikit review perjalanan pendakian gunung Nokilalaki oleh wakil
dari Mahasiswa Pendidikan Olahraga Pecinta Alam ( Marapala ) Untad pada tanggal
16 Desember 2016.
Perjalanan Menuju Desa Tongoa,
Sigi.
Perjalanan
dimulai dari Perumahan Dosen Untad sebagai tempat dari salah satu anggota
Marapala. Tim mulai bergerak Pukul 14:00 Wita. Setelah sholat jumat dan
menyiapkan segenap logistik dan perlengkapan pendukung lainnya. Tim berangkat
menggunakan sepeda motor 150cc berlogo Garpu Tala tanpa rem belakang. Hehehe
maklum yang punya lagi kurang perhatian sama motornya. Setelah melewati
padatnya lalu lintas kota Palu, tim mulai memacu kearah kabupaten yang terkenal
memang akan hasil buminya. Setelah melewati persawahan demi persawahan, kampong
demi kampong, tim akhirnya sampai di desa Tongoa pukul 15:40 Wita tepatnya di sebuah Kios sekaligus warung
makan yang terdapat sebuah palakat papan menandakan Kaki Gunung Nokilalaki.
Disinilah pendakian dimulai, jangan lupa untuk mengecek kembali barang bawaan.
Menuju Shelter I
Jam
tangan menunjukkan pukul 15:56 Wita, tim pun mulai bergerak menuju shelter I.
perjalanan menuju shelter I ini bisa dibilang ramah, dikarenakan kita hanya
akan melewati jalur cenderung rata namun berbatu diantara kebun Kakao warga
yang ditemani suara aliran sungai yang terdapat di pinggir kebun tersebut.
Perjalanan ini memakan waktu 1- 2 jam. Setelah sampai di ujung kebun warga,
kita mulai memasuki hutan dan terdapat sungai deras yang airnya jernih nan
dingin, setelah menyeberangi sungai tersebut, kita akan menjumpai Shelter I.
tim sampai disini pukul 16:40 Wita. Dan langsung mendirikan tenda dan
menyiapkan makan sore, horeee. Saat tim sampai disini, keadaan masih sepi dan
tidak ada pendaki lain selain tim Marapala, waduhh kita kecepetan nihh…
Keadaan
shelter I ini cukup luas dan terdapat beberapa gazebo tempat menginap. Sumber
air jangan ditanya lagi, sungai deras mengalir sepanjang shelter I ini jadi
jangan khwatir deh soal air. Tempatnya juga teduh dan yang pasti hawanya itu
yang buat lho seolah terhipnotis buat datang dan datang lagi kesini. Dan
setelah makan tim pun bersiap akan sholat maghrib namun ternyata eh ada empat
pendaki lain yang baru datang dan langsung mendirikan tenda, dan ternyata
mereka adalah siswa SMAN 4 Palu, wahh bagus niih penerus… Dan setelah
bercengkrama dan makan malam tim pun mulai tidur karena akan melakukan
pendakian subuh pada esok hari. Ternyata pada pukul 22:00 kembali ada pendaki
yang datang dan juga pada pukul 01:00 ada lagi yang naik dan total tenda pada
shelter I malam itu sekitar 11 tenda, luaar Biasa !!!
Ket.
Shelter I :
Koordinat
: 01ᴏ 12’ 56.9” LS dan
120ᴏ 09’ 51.2” BT
Sumber
Air : Sungai Deras
Elevasi : 1065 Mdpl
Menuju Shelter II
Pukul
belum sampai 04:30 Wita pagi, tim telah bangun untuk siap- siap sholat subuh
ditengah dinginnya udara yang merusuk hingga ke tulang apalagi airnya itu luar
biasa layaknya air es. Setelah sholat dan sarapan subuh, tim mulai bersiap
untuk melakukan pendakian disaat para pendaki yang lain masih terlelap dalam
mimpi yang indah. Dan tepat pukul 05:55 Wita, tim pun mulai bergerak menuju
Shelter II. Jalur menuju shelter II ini dimulai menyusuri dan menyeberangi
aliran sungai namun mulai menanjak, dan harus berhati- hati karena batuan agak
licin. Selanjutnya perjalanan akan memasuki hutan rapat yang lembab dan mulai
menjauhi aliran sungai. Tetap focus dan perhatikan stingline yang ada. Jalur
selanjutnya mulai terjal dimana akan melalui tanjakan panjang yang cukup curam
di antara akar- akar pepohonan besar.
Perjalanan
menuju Shelter II memakan waktu 3-4 jam. Tim akhirnya sampai di Shelter II
pukul 08:34 Wita. Keadaan di Shelter II ini cukup luas dan berada di antara
pohon- pohon tinggi namun agak terbuka sehingga matahari dapat kita rasakan
dari Shelter ini. Dan juga terdapat sumber air sekitar 20 meter kearah jalur
menuju Shelter III, sumber air disini ialah aliran sungai kecil, namun untuk
sekedar menambah persediaan air hingga memasakpun air ini sudah sangat cukup.
Ket.
Shelter II :
Koordinat : 01ᴏ 14’ 24.4” LS dan 120ᴏ
09’ 06.4” BT
Sumber
Air : Sungai Kecil
Elevasi : 1732 Mdpl
Menuju Shelter III
Setelah
beristirahat meregangkan kaki yang mulai tegang dan dokumentasi, tim pun
melanjutkan pendakian menuju shelter III tepat Pukul 08:40 Wita. Udara selama
pendakian menuju Shelter III ini mulai terasa dingin. Jalur yang dilalui ialah
hutan rapat nan lembab pepohonan yang mulai berlumut. Serta jalur yang masih
relative menanjak diantara pohon pohon besar. Selanjutnya kita akan melalui
punggungan gunung yang bila cuaca cerah kita akan dapat melihat panorama danau
Lindu disebelah kanan jalur yang terbuka. Perjalanan menuju Shelter III ini
memakan waktu 2-3 jam. Dan akhirnya tim sampai di Shelter III pukul 10:18 Wita.
Berhubung
cuaca saat pendakian sangat berembun dan begitu dingin akhirnya tim memutuskan
untuk makan siang disini dan akan melanjutkan pendakian setelah makan siang.
Keadaan di Shelter III ini tidak begitu luas namun dapatlah menampung hingga 4
tenda dan tidak terdapat sumber air disini. Tim cukup lama beristirahat disini
dikarenakan harus memasak makanan untuk makan siang, apalagi hanya menggunakan
kompor yang terbuat dari kaleng dengan bahan bakar Spritus.
Ket.
Shelter III:
Koordinat : 01ᴏ 14’ 52.9” LS dan 120ᴏ
09’ 33.0” BT
Sumber
Air : Tidak ada
Elevasi
: 2070 Mdpl
Menuju Puncak
Setelah
packing dan makan siang tim bersiap untuk “Summit Attack”. Dan tepat pukul
11:40 Wita tim mulai melangkahkan kaki. Jalur menuju puncak tetaplah menanjak
namun tidak seekstrim jalur sebelumnya, jalur tetap lembab bahkan makin parah
lumut makin tebal menutupi pepohonan, kabutpun makin pekat menutupi pandangan.
Pendakian menuju puncak tidak begitu menyiksa mungkin karena kita merasa
selangkah lagi menuju puncak sehingga lelah tidak lagi begitu dihiraukan.
Perjalanan menuju puncak memakan waktu sekitar 1-2 jam sungguh sebuah
perjalanan yang tidak akan terasa apalagi di selingi dengan canda tawa.
Tepat
pukul 12:36 tugu Tranggulasi yang menandakan titik tertinggi Gunung Nokilalaki
telah tampak yang berarti tim telah sampai pada puncak Noki. Satu per satu tim
mulai mendokumentasikan diri bersama tugu untuk koleksi pribadi dan koleksi
Marapala itu sendiri. This Is Noki Summit !!!
Ket.
Puncak:
Koordinat : 01ᴏ 15’ 19.4” LS dan 120ᴏ
09’ 59.9” BT
Sumber
Air : Tidak ada
Elevasi : 2355 Mdpl
Setelah
puas dengan dokumentasi dan pendataan tim pun mulai bergerak turun pada pukul
13:15 Wita. Perjalanan turun dari puncak hingga pinggir jalan memakan waktu
sekitar 4-5 jam. Pada saat turun tim bertemu dengan pendaki- pendaki lain yang
baru saja naik dan lumayan banyak diluar dari prediksi, mulai dari sesame
mahasiswa hingga siswa SMP pun ada. Mulai dari sesame Orang Palu, Pasang kayu
sampai Manado, luar biasa !!! dan akhirnya tim pun sampai di Pinggir jalan raya
atau tempat parker motor pukul 17:12 Wita, teriakan bahagia pun keluar dari
mulut menandakan pendakian kali ini berhasil dan ditutup dengan Tos ala
Marapala.
Itulah
tadi sedikit review pendakian Gunung Nokilalaki versi tim Marapala Untad,
semoga bermanfaat dan KEEP EXPLORING !!! MARAPALA JAYA!!!