Sabtu, 24 Desember 2016

PENDAKIAN GUNUNG NOKILALAKI 2355 MDPL

Gunung Nokilalaki adalah salah satu gunung yang menjadi favorit pendakian di Sulawesi tengah khusunya wilayah kota Palu dan Sekitarnya. Bagaimana tidak, hampir setiap akhir pekan gunung ini selalu kedatangan tamu untuk mendaki ataupun hanya sekedar camping ceria. Gunung indah dengan segudang panorama yang memiliki ketinggian sekitar 2355 MDPL ini terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Tepatnya di desa Tongoa Kecamatan Palolo. Desa Tongoa sendiri adalah sebuah desa yang penuh keindahan dilembah sigi dan terletak di Jalan poros Palu- Napu. Desa ini dapat ditempuh dari Palu sekitar 1-2 Jam perjalanan melewati panorama persawahan sigi yang begitu hijau dan menyenangkan mata. 



Berikut ini adalah sedikit review perjalanan pendakian gunung Nokilalaki oleh wakil dari Mahasiswa Pendidikan Olahraga Pecinta Alam ( Marapala ) Untad pada tanggal 16 Desember 2016.

Perjalanan Menuju Desa Tongoa, Sigi.
Perjalanan dimulai dari Perumahan Dosen Untad sebagai tempat dari salah satu anggota Marapala. Tim mulai bergerak Pukul 14:00 Wita. Setelah sholat jumat dan menyiapkan segenap logistik dan perlengkapan pendukung lainnya. Tim berangkat menggunakan sepeda motor 150cc berlogo Garpu Tala tanpa rem belakang. Hehehe maklum yang punya lagi kurang perhatian sama motornya. Setelah melewati padatnya lalu lintas kota Palu, tim mulai memacu kearah kabupaten yang terkenal memang akan hasil buminya. Setelah melewati persawahan demi persawahan, kampong demi kampong, tim akhirnya sampai di desa Tongoa pukul 15:40 Wita  tepatnya di sebuah Kios sekaligus warung makan yang terdapat sebuah palakat papan menandakan Kaki Gunung Nokilalaki. Disinilah pendakian dimulai, jangan lupa untuk mengecek kembali barang bawaan.


Menuju Shelter I
Jam tangan menunjukkan pukul 15:56 Wita, tim pun mulai bergerak menuju shelter I. perjalanan menuju shelter I ini bisa dibilang ramah, dikarenakan kita hanya akan melewati jalur cenderung rata namun berbatu diantara kebun Kakao warga yang ditemani suara aliran sungai yang terdapat di pinggir kebun tersebut. Perjalanan ini memakan waktu 1- 2 jam. Setelah sampai di ujung kebun warga, kita mulai memasuki hutan dan terdapat sungai deras yang airnya jernih nan dingin, setelah menyeberangi sungai tersebut, kita akan menjumpai Shelter I. tim sampai disini pukul 16:40 Wita. Dan langsung mendirikan tenda dan menyiapkan makan sore, horeee. Saat tim sampai disini, keadaan masih sepi dan tidak ada pendaki lain selain tim Marapala, waduhh kita kecepetan nihh…



Keadaan shelter I ini cukup luas dan terdapat beberapa gazebo tempat menginap. Sumber air jangan ditanya lagi, sungai deras mengalir sepanjang shelter I ini jadi jangan khwatir deh soal air. Tempatnya juga teduh dan yang pasti hawanya itu yang buat lho seolah terhipnotis buat datang dan datang lagi kesini. Dan setelah makan tim pun bersiap akan sholat maghrib namun ternyata eh ada empat pendaki lain yang baru datang dan langsung mendirikan tenda, dan ternyata mereka adalah siswa SMAN 4 Palu, wahh bagus niih penerus… Dan setelah bercengkrama dan makan malam tim pun mulai tidur karena akan melakukan pendakian subuh pada esok hari. Ternyata pada pukul 22:00 kembali ada pendaki yang datang dan juga pada pukul 01:00 ada lagi yang naik dan total tenda pada shelter I malam itu sekitar 11 tenda, luaar Biasa !!!
Ket. Shelter I :
Koordinat        : 01 12’ 56.9” LS dan 120 09’ 51.2” BT
Sumber Air      : Sungai Deras
Elevasi             : 1065 Mdpl

Menuju Shelter II
Pukul belum sampai 04:30 Wita pagi, tim telah bangun untuk siap- siap sholat subuh ditengah dinginnya udara yang merusuk hingga ke tulang apalagi airnya itu luar biasa layaknya air es. Setelah sholat dan sarapan subuh, tim mulai bersiap untuk melakukan pendakian disaat para pendaki yang lain masih terlelap dalam mimpi yang indah. Dan tepat pukul 05:55 Wita, tim pun mulai bergerak menuju Shelter II. Jalur menuju shelter II ini dimulai menyusuri dan menyeberangi aliran sungai namun mulai menanjak, dan harus berhati- hati karena batuan agak licin. Selanjutnya perjalanan akan memasuki hutan rapat yang lembab dan mulai menjauhi aliran sungai. Tetap focus dan perhatikan stingline yang ada. Jalur selanjutnya mulai terjal dimana akan melalui tanjakan panjang yang cukup curam di antara akar- akar pepohonan besar.




















Perjalanan menuju Shelter II memakan waktu 3-4 jam. Tim akhirnya sampai di Shelter II pukul 08:34 Wita. Keadaan di Shelter II ini cukup luas dan berada di antara pohon- pohon tinggi namun agak terbuka sehingga matahari dapat kita rasakan dari Shelter ini. Dan juga terdapat sumber air sekitar 20 meter kearah jalur menuju Shelter III, sumber air disini ialah aliran sungai kecil, namun untuk sekedar menambah persediaan air hingga memasakpun air ini sudah sangat cukup.
Ket. Shelter II :
Koordinat        : 01 14’ 24.4” LS dan 120 09’ 06.4” BT
Sumber Air      : Sungai Kecil
Elevasi             : 1732 Mdpl

Menuju Shelter III
Setelah beristirahat meregangkan kaki yang mulai tegang dan dokumentasi, tim pun melanjutkan pendakian menuju shelter III tepat Pukul 08:40 Wita. Udara selama pendakian menuju Shelter III ini mulai terasa dingin. Jalur yang dilalui ialah hutan rapat nan lembab pepohonan yang mulai berlumut. Serta jalur yang masih relative menanjak diantara pohon pohon besar. Selanjutnya kita akan melalui punggungan gunung yang bila cuaca cerah kita akan dapat melihat panorama danau Lindu disebelah kanan jalur yang terbuka. Perjalanan menuju Shelter III ini memakan waktu 2-3 jam. Dan akhirnya tim sampai di Shelter III pukul 10:18 Wita.



Berhubung cuaca saat pendakian sangat berembun dan begitu dingin akhirnya tim memutuskan untuk makan siang disini dan akan melanjutkan pendakian setelah makan siang. Keadaan di Shelter III ini tidak begitu luas namun dapatlah menampung hingga 4 tenda dan tidak terdapat sumber air disini. Tim cukup lama beristirahat disini dikarenakan harus memasak makanan untuk makan siang, apalagi hanya menggunakan kompor yang terbuat dari kaleng dengan bahan bakar Spritus.

Ket. Shelter III:
Koordinat        : 01 14’ 52.9” LS dan 120 09’ 33.0” BT
Sumber Air      : Tidak ada
Elevasi             : 2070 Mdpl

Menuju Puncak
Setelah packing dan makan siang tim bersiap untuk “Summit Attack”. Dan tepat pukul 11:40 Wita tim mulai melangkahkan kaki. Jalur menuju puncak tetaplah menanjak namun tidak seekstrim jalur sebelumnya, jalur tetap lembab bahkan makin parah lumut makin tebal menutupi pepohonan, kabutpun makin pekat menutupi pandangan. Pendakian menuju puncak tidak begitu menyiksa mungkin karena kita merasa selangkah lagi menuju puncak sehingga lelah tidak lagi begitu dihiraukan. Perjalanan menuju puncak memakan waktu sekitar 1-2 jam sungguh sebuah perjalanan yang tidak akan terasa apalagi di selingi dengan canda tawa.



















Tepat pukul 12:36 tugu Tranggulasi yang menandakan titik tertinggi Gunung Nokilalaki telah tampak yang berarti tim telah sampai pada puncak Noki. Satu per satu tim mulai mendokumentasikan diri bersama tugu untuk koleksi pribadi dan koleksi Marapala itu sendiri. This Is Noki Summit !!!
Ket. Puncak:
Koordinat        : 01 15’ 19.4” LS dan 120 09’ 59.9” BT
Sumber Air      : Tidak ada
Elevasi             : 2355 Mdpl
Setelah puas dengan dokumentasi dan pendataan tim pun mulai bergerak turun pada pukul 13:15 Wita. Perjalanan turun dari puncak hingga pinggir jalan memakan waktu sekitar 4-5 jam. Pada saat turun tim bertemu dengan pendaki- pendaki lain yang baru saja naik dan lumayan banyak diluar dari prediksi, mulai dari sesame mahasiswa hingga siswa SMP pun ada. Mulai dari sesame Orang Palu, Pasang kayu sampai Manado, luar biasa !!! dan akhirnya tim pun sampai di Pinggir jalan raya atau tempat parker motor pukul 17:12 Wita, teriakan bahagia pun keluar dari mulut menandakan pendakian kali ini berhasil dan ditutup dengan Tos ala Marapala.

Itulah tadi sedikit review pendakian Gunung Nokilalaki versi tim Marapala Untad, semoga bermanfaat dan KEEP EXPLORING !!! MARAPALA JAYA!!! 


Jumat, 22 Juli 2016

Profil Desa Dataran Bulan

Melanjutkan Postingan sebelumnya, saya akan sedikit memberikan penjeasan tentang daerah Dataran Bulan dalam Profil Desa Dataran Bulan berikut.

Dataran Bulan Merupakan suatu daerah transmigrasi yang cukup bisa dikatakan terpencil. Terletak di daerah perbatasan antara Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tegah. Secara Geografis Desa Dataran Bulan terletak di daerah kabupaten Banggai namun entah mengapa Desa Bulan Jaya dikenal sebagai milik Tojo Una-una. Di daerah Dataran Bulan yang diwacanakan oleh pemda Touna akan dijadikan Kecamatan ini memiliki beberapa desa diantranya, Desa Longge, Desa Suka Maju, Desa Bulan Jaya, Desa Girimulyo, Desa Wanasari dan Desa Mpoa.

Dari kota Ampana yang merupakan ibu kota Kabupaten Tojo Una-una, kita akan melalui jalan trans sulawesi menuju kabupaten Banggai. Dan setelah sampai di perbatasan antara kabupaten banggai dan touna yang ditandai dengan sebuah jembatan dan gerbang tentunya ada sebuah jalan disebelah kanan yang mungkin bagi orang awam tidak menyangka kalau jalan itulah menuju desa dataran bulan, jalan yang lebih mirip arena Motocroos itulah perjalanan dimulai.

Dari sini perjalanan akan ditempuh sekitar 5 jam menggunakan mobil dan sekitar 3 jam menggunakan sepeda motor. Tetapi sekali lagi mobil yang bagus digunakan disini bukanlah mobil yang seperti kita bayangkan seperti angkot, bus atau mobil minibus yang sering kita jumpai di kota kota, tetapi mobil yang cocok untuk menaklukan medan seperti itu adalah jenis mobil bergandan dua mobil yang lumayan tinggi dan yang kuat mesinnya, seperti Truk, mobil sejenis 4wd dan jeep. Untuk Motor, jika anda berpikir untuk menggunakan Motor Matic, atau motor yang sering dipakai dikota, seperti motor Sport, anda harus berpikir lagi, motor yang sering digunakan disini ialah motor yang tinggi dan menggunakan Roda yang biasa dipakai di Motocroos

Jika anda berpikir kalau perjalanan ini akan menegangkan dan menakutkan, anda keliru, selama perjalanan kita akan disuguhi oleh pemandangan alam yang tidak kita jumpai dimanapu, gunung-gunung hijau yang menjulang serta dilengkapi dengan lembah-lembah safana yang indah dan ditambah lagi anda akan menemukan beberapa sungai yang anda lewati mulai dari anak-anak sungai hingga sungai sungai besar tentunya dengan air yang jernih nan sejuk yang belum terjamah oleh tangan tangan jahil. Setelah beberapa jam anda akan menemukan perkampungan yang cukup ramai. eiitsss.. itu belum dataran bulan itu adalah desa Longge yang merupakan tanda bahwa perjalanan anda tinggal sedikit lagi untuk sampai di bulan. Setelah dari desa tersebut anda akan disuguhi pemandangan gunung gunung berbatu yang menanjak tapi inilah gunung yang sangat dikenal oleh warga sana Yang bernama Gunung Rapampue atau warga lebih akrab dengan Gunung Galendeng.

Setelah melewati gunung galendeng tersebut, perjalanan anda mulai menuruni gunung, nahh sekarang anda boleh bergembira karena didepan anda sebentar lagi Dataran Bulan akan Nampak.
Anda akan kembali menemukan Sungai besar nan luas namanya Kuala Bulan, Inilah gerbang anda di Dataran Bulan. Inilah sedikit gambaran perjalanan ke dataran Bulan yang tentunya lebih dari apa yang kami gambarkan.

Berbicara Masalah Fasilitas yang dimiliki oleh Dataran Bulan. Dari segi Infrastruktur penunjang desa, desa ini belumlah cukup, dimana listrik yang merupakan hal utama belum dimiliki oleh desa ini. Dari segi pertanian desa ini cukup makmur atas hasil pertanian dimana wakil Gubbernur Sudarto Sendiri mengatakan Bahwa daerah ini penghasil kedelai terbesar di sulteng.
Dari segi Pendidikan di desa ini memiliki SD, MI, SMP, Mts, dan SMA sudah cukup bagus hanya saja tenaga pengajarnya yang kurang.









Demikian sedikit penjelasan tentang daerah Dataran Bulan. Jika kalian ada waktu Cobalah untuk jalan jalan kesana. Wassalamm...

Profil IKATAN PELAJAR DATARAN BULAN

PROFIL IKATAN PELAJAR DATARAN BULAN
Ikatan Pelajar Dataran Bulan atau biasa disebut IPDB merupakan sebuah organisasi perkumpulan para pelajar dari daerah Dataran Bulan. Awalnya organisasi yang berkutat di Media Sosial Facebook Ini dibuat sebagai wadah agar para pelajar dan mahasiswa dataran bulan yang mengenyam pendidikan di luar daerah memiliki suatu tempat untuk berbagi informasi edukasi dan sebagai tempat untuk saling mengenal. Hingga kini organisasi ini telah beranggotakan Lebih dari 180 anggota yang merupakan anak anak daerah khususnya dataran bulan itu sendiri. adapun logo dari IPDB sendiri ialah seperti berikut.
Adapun Makna dari Logo IPDB sendiri Ialah sebagai berikut:
1. 5 Bintang Emas , bermakna beragam agama dan kepercayaan masyarakat dataran bulan sebagai pedoman hidup.
2. Gunung Hijau Menjulang dan langit biru, bermakna identitas daerah dataran bulan yang memang dikeilingi oleh pegunungan yang hijau serta suasana alam yang indah segar dan masih alami.
3. Buku Besar berwarna Putih, bermakna pendidikan, semangat belajar, seorang pelajar yang suci dengan niat tulus mengabdi pada bangsa dan daerah.
4. Seluruh Lambang yang diikat Oleh Pita bertuliskan IPDB, bermakna kesemua unsur tadi terikat oleh suatu ikatan yang mengikat namun tidak terkekang oleh peraturan yakni ikatan pelajar dataran bulan.

Sekian Megenai profil dan Logo Ikatan Pelajar Dataran Bulan. Mungkin Bagi sebagian orang belum mengenal Dataran Bulan, Nanti kami akan membahasnya mengenai daerah kaya akan SDA yang indah tentram damai namun luput dari perhatian pemerintah ini. Wassalam...
Grup IPDB On Facebook